Psikoanalisis Lacan

Kamis, April 06, 2017

Jacques Lacan menuding manusia sebagai makhluk retak dan berlubang. Kerusakan itu, tentu saja, bukan dalam artian harfiah seperti gelas pecah. Lacan seorang psikoanalisis dan ia tengah menjelaskan kejiwaan manusia. Bahwa manusia berlubang oleh sebab hasrat dalam dirinya yang tak pernah penuh. Bahkan dengan sadis filsuf Prancis itu menganggap kalo tujuan keberadaan manusia adalah memenuhi keinginannya yang tak akan pernah kesampaian itu.

Bukan, bukan, ini berbeda dengan konsep agama soal nafsu dan keserakahan yang kau pahami dari sebuah pengajian tahunan di kampungmu tujuh tahun lalu.

Soal Lacon adalah perbenturan hasrat dengan realitas. Soal psikoanalisa Freudian plus strukturalisme bahasa. Ini teori keren yang perlu setiap penulis lumat setelah MDH Marx.

Kau tahu mengapa musti begitu? Karena keduanya akan melengkapi cara pandangmu atas dunia. Struktural atau personal. Dan penulis yang baik akan selalu menggabungkan keduanya. Tinggal membagi porsi sesuai selera masing-masing. Selera kiri maksudku. Rasa kanan belajar ke Felix Shiaw utawa Jonru saja.

Mixing kedua hal akan membuat esai terasa lengkap, renyah, dan nagih dibaca. I think that's true. Terutama karena narasi mendominasi.

Yuhu, ternyata melelahkan menulis lewat handphone, jadi cukuplah tulisan ini. Sekadar mencoba aplikasi blogger yang baru saya ketahui ternyata ada. Haha gaptek.

Awalnya saya ingin bicara Lacan guna meneguhkan keyakinan saya atas hal-hal tertentu tapi kemudian jemari kurus ini terlalu cepat lemas menjentik tuts. Jadi, done!

lainja

0 komentar

jang ngoeroesin ini blog

Rifai Asyhari, pemoeda tanggoeng jang tinggal di djogja. Siboek dengan kehidoepan jang membosanken, jaitu bangoen tidoer, batja boekoe, ngopi sampe larut malem laloe tidoer lagi. Namoen begitoelah kehidoepan jang dijakini Albert Camus, selaloe berpoetar dalam keteroelangan abadi.
Tjinta ilmoe pengetahoean, poenya rasa penasaran jang dalam, asik beladjar sampe lupa semester.